Calculi adalah benda-benda padat
yang terjadi di dalam saluran perkencingan yang terbentuk melalui proses
fisikokimiawi dari zat-zat yang terkandung di dalam air kemih. Calculi (batu)
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal
(batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).
Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis. Calculi terbentuk
secara endogen yaitu dari unsur-unsur terkecil, mikrolith-mikrolith dan dapat
tumbuh menjadi besar. Massa yang mula-mula lunak, misalnya jendalan darah, juga
dapat mengalami pembatuan (Price & Wilson, 1995).Batu pada vesica urinaria dapat berukuran dari sekecil pasir hingga
sebesar buah anggur dan dapat lebih besar lagi. Kebanyakan dari batu yang
terbentuk keluar bersama dengan urin tanpa menimbulkan keluhan. Jika batu
berukuran besar (lebih dari 2-3 mm), barulah dapat menimbulkan keluhan karena
tersumbatnya saluran kemih. Anjing yang menderita calculi vesica urinaria memiliki darah dalam urin (hematuria), sering buang air kecil (poliuria) tetapi urin yang
keluar hanya sedikit. Batu dapat terbentuk dari kalsium,
fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam urine. Pada anjing, batu
yang ditemukan terdiri dari berbagai komposisi mineral seperti struvite, kalsium oksalat, kalsium
fosfat, urate, cystine, silica, dan xanthine
(Vogt 2002). Batu ini membentuk nidus disekelilingnya, yang dapat terdiri dari
leukosit, bakteri, dan matrix organik bercampur dengan kristal, atau hanya
kristalnya saja. Nidus menyusun sekitar 10-20% dari total massa urolit. Hal ini
memungkinkan nidus dibentuk dari berbagai tipe kristal daripada bagian lainnya,
yang biasa dikenal sebagai epitaxial growth. Struvite dan kalsium oksalat adalah yang paling
banyak ditemukan pada kasus klinik (mcCue et all, 2009).
Etiologi
Calculi VU pada anjing dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya yaitu : adanya
presipitasi garam-garam yang larut dalam urine, dimana apabila urine jenuh akan
terjadi pengendapan, adanya infeksi, dimana daerah infeksi ini menjadi tempat
menempelnya partikel-partikel batu, perubahan pH atau adanya koloid lain di
dalam air kencing akan menetralkan muatan dan meyebabkan terjadinya
pengendapan. Kecepatan tumbuhnya batu tergantung kepada lokasi batu, misalnya
batu pada buli-buli lebih cepat tumbuhnya dibanding dengan batu pada ginjal. Banyak teori yang menerangkan proses
pembentukan batu di saluran kemih. Tetapi hingga kini masih belum jelas teori
mana yang paling benar.
Beberapa teori pembentukan batu adalah :
Teori
Nukleasi Batu
terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu sabuk batu (nukleus).
Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang kelewat jenuh (supersaturated)
akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu
dapat berupa kristal atau benda asing di saluran kemih.
Teori
Matriks Matriks organik terdiri atas serum/protein
urine (albumin, globulin, dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat
diendapkannya kristal-kristal batu.
Penghambatan
kristalisasi Urine
orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara lain :
magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar
salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu
di dalam saluran kemih (Purnomo, 2000).
Tanda klinis
Tanda klinis yang paling umum dari calculi kandung kemih adalah hematuria (darah dalam urin) dan disuria (berusaha untuk buang air kecil). Hematuria terjadi karena batu mekanis mengiritasi dinding kandung kemih, menyebabkan perdarahan dari permukaannya. Disuria terjadi ketika batu menghalangi lewatnya urin keluar dari kandung kemih. batu besar dapat menyebabkan obstruksi parsial pada titik di mana urin meninggalkan kandung kemih dan memasuki uretra, batu-batu kecil dapat mengalir dengan urin ke uretra dan menyebabkan obstruksi sana. Ketika obstruksi terjadi, kandung kemih tidak dapat dikosongkan dan ini sangat menyakitkan.
Diagnosis
Diagnosis calculi pada VU
dapat dilakukan berdasarkan
pemeriksaan fisik dan tanda klinis, selain itu dapat melakukan pemeriksaan
penunjang dengan melakukan foto rontgen (Ashadi.
1998). Selain itu juga Ultrasonografi, CT-scan, Pemeriksaan mikroskopik dari urin, yang dapat
menunjukkan adanya protein, sel darah merah, dan kristal-kristal lainnya. Kultur
dari urin untuk menyingkirkan adanya infeksi, pemeriksaan darah lengkap, pengumpulan
urin 24 jam untuk melihat total dari urin yang keluar sehari, serta melihat kandungan
magnesium, sodium, asam urat, kalsium, sitrat, oksalat, dan fosfat dalam urin
secara kuantitatif.
Prognosis
Prognosis dari kasus
calculi VU pada anjing adalah dobius, hal ini disebabkan oleh jika penanganan
yang dilakukan hanya sebatas pembedahan untuk mengeluarkan batu yang ada di
dalam VU tanpa melakukan diet khusus terhadap pasien untuk mencegah
terbentuknya kembali batu didalam VU. Diet khusus ini dapat dilakukan dengan
cara memberikan makanan khusus terhadapa anjing, yang dapat mengurangi resiko
terbentuknya batu didalam VU.
Penanganan
Ada dua pilihan untuk penanganan kasus calculi pada VU. Pertama dengan melakukan operasi pengangkatan batu. Hal ini membutuhkan operasi besar di mana perut dan kandung kemih dibuka, operasi yang dilakukan adalah
cystotomi. Kedua adalah melarutkan batu dengan diet khusus. Hal ini untuk menghindari operasi dan dapat menjadi pilihan sangat baik untuk beberapa anjing. Namun, tidak berhasil untuk semua jenis batu, selain itu dibutuhkan waktu yang lama untuk melarutkan batu.
Referesi :
Ashadi T. 1998. Manfaat Diagnosa Radiografi pada Batu Saluran
Kemih. Jakarta : Medika
Barteges, JW; Kirk, CA. 2009. Interpreting and managing crystalluria. In Bonagura, JD; Twedt, DC
(eds) Kirk's Current Veterinary Therapy XIV. W.B. Saunders Co. Philadelphia, 850-854.
Cathy E L., 2011. Bladder Stones in Dogs. Pet Medical
Center South State Street.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar